Wednesday, November 28, 2012

Refleksi Perkuliahan Fisafat 5: Syirik Sangatlah Halus



Sebarapa jauh hidup kita mengandalkan mitos dan kapan kita tidak mengandalkan mitos? Selama ini, mungkin kita menganggap bahwa mitos selalu negatif. Akan tetapi, sebenarnya mitos itu tidaklah selalu negatif. Anak kecil sampai umur 1-2 tahun belajar sepenuhnya menggunakan mitos, anak kecil hanya melakukan sesuatu tanpa suatu alasan yang mendasari apa yang dia lakukan.  Mitos adalah melakukan tetapi tidak mengerti. Perjuangan manusia atau sebenar-benar hidup adalah untuk mengerti atau memerangi mitos. Bahkan, mengerti itu juga berdimensi, dimensi dari mengerti adalah yang ada dan yang mungkin ada. Seperti halnya seekor kucing yang punya penglaman piknik ke pantai selatan, hidupnya hanyalah mitos selamanya, walaupun tidak penuh. Karena binatang juga mempunyai memori terbatas yang tersimpan di dalam otaknya.

Orang Yunani lah yang pada saat itu secara efektif akhirnya berhasil mengalahkan beberapa mitos. Kita juga mempunyai mitos, dan kita tidak tahu seberapa jauh mitos itu, misalnya keyakinan warga terhadap kebenaran ratu kidul di Yogyakarta, karena keyakinan warga Yogyakarta sangat kuat, jadi tidak banyak orang yang berani berkata mengenai ratu kidul. Jika dilihat dari manfaat, paling tidak, orang tidak sembarangan memperlakukan laut selatan, dengan demikian, apabila terdapat dampak, dampaknya positif, yaitu terjaga kelestarian laut selatan. Akan tetapi jika dilihat dari pandangan Islam, hal tersebut sudah merupakan syirik terhadap Alloh SWT. Syirik adalah mempersekutukan Alloh SWT dengan yang lain, dan sesungguhnya syirik itu sangatlah halus, dan manusia sangatlah mudah terjerumus ke dalam kesyirikan, padahal Alloh SWT mengampuni semua dosa manusia, kecuali dosa syirik. Hal ini terdapat dalam Al Qur’an surat An-Nisa ayat 48, yang artinya: “Sesungguhnya Alloh tidak akan Mengampuni dosa syirik, dan Dia Mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang Dikehendaki-Nya. Barang siapa mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. Oleh karena itulah, sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati terhadap dosa syirik ini, karena tanpa kita sadari, ternyata mungkin selama ini kita telah sering melakukan dosa syirik ini, karena syirik ini sangatlah halus.

Wednesday, November 21, 2012

Refleksi Perkuliahan Filsafat 4: Penampakan Hantu

Fenomena alam yang sering menjadi perbincangan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia adalah fenomena penampakan hantu. Sebenarnya hantu yang menjadi cerita masyarakat itu benar atau tidak? Pernah membaca pada sebuah buku yang lupa judulnya, bahwa hantu yang muncul pada dimensi manusia itu bisa jadi adalah jin, iblis, syaitan, atau qorin (jin pendamping manusia). Untuk menampakkan diri, mereka harus beralih dari dimensi mereka ke dimensi manusia. Dan sebenarnya, ketika mereka beralih dimensi, mereka menguras banyak tenaga. Jadi apakah motif dari makhluk-makhluk itu menampakkan dirinya pada dimensi kita? Tentunya masing-masing makhluk itu menampakkan dirinya ada maksud dan tujuan. Seperti halnya ketika qorin itu berubah wujud sebagai manusia yang sudah meninggal yang pernah dia dampingi ketika manusia itu masih hidup, disebutkan pada buku itu bahwa mungkin manusia itu minta didoakan oleh kerabat keluarganya, karena dia menderita di alam barzah. Sedangkan syaitan, iblis yang berubah wujud menjadi orang yang sudah meninggal ataupun makhluk-makhluk mengerikan seperti genderuwo, pocong, kuntilanak, dll, mereka bermaksud untuk mengganggu ketentraman manusia, sehingga manusia lebih takut kepada makhluk-makhluk tersebut daripada takut kepada Alloh SWT.

Tiadalah manusia mampu mengusir syaitan tanpa pertolongan Alloh SWT. Syaitan tidak pernah mati sebelum hari kiamat, sedangkan jumlahnya akan bertambah terus hingga kiamat tiba. Pada saat nabi Adam A.S diciptakan, dan syaitan diperintahkan bersujud kepada nabi Adam A.S, syaitan durhaka kepada Alloh SWT, syaitan tidak sudi bersujud kepada nabi Adam A.S karena syaitan merasa lebih tinggi kedudukannya dibanding manusia, dengan alasan syaitan berasal dari api, sedangkan manusia diciptakan berasal dari tanah liat. Pada saat itulah, syaitan dan seluruh keturunannya dikeluarkan dari syurga dan dijebloskan ke neraka. Itulah mengapa syaitan sangat dendam kepada nabi Adam, syaitan memohon kepada Alloh SWT agar diberi izin untuk menggoda nabi Adam A.S beserta seluruh anak keturunan nabi Adam A.S menuju kesesatan. Syaitan tentunya lebih senior dan lebih berpengalaman dalam menggelincirkan manusia masa kini kepada kesesatan, karena banyak syaitan-syaitan senior pada masa nabi Adam A.S yang hingga kini masih hidup, dan masih bertugas mengganggu manusia. Salah satu usaha syaitan dalam membelokkan manusia adalah dengan cara merubah dirinya seperti apa yang ditakuti manusia, sesuai dengan budaya yang ada di tempat tersebut, dengan tujuan agar menyesatkan manusia ke jurang kesesatan, agar manusia lebih takut kepada “jelmaan syaitan” daripada takut kepada Alloh SWT. Sebagai contoh bahwa syaitan merubah dirinya sesuai dengan budaya pada suatu tempat yaitu: hantu yang diceritakan di negara yang satu  berbeda dengan hantu yang diceritakan di negara lain. Hantu-hantu seperti pocong, kuntilanak, genderuwo, tuyul hanya ada di cerita orang-orang Indonesia, sehingga jika syaitan ingin mengusik orang Indonesia, syaitan mengubah wujud mereka menyerupai hantu-hantu tersebut. Begitu juga, misalnya vampir dari china, drakula berasal dari negara-negara Eropa. Syaitan merasa bangga ketika sosok jelmaannya ditakuti, mereka senang jika manusia takut dengan hantu.  

Fenomena lain yang masih berhubungan dengan hantu adalah adanya tempat yang dianggap masyarakat “angker” atau biasa disebut sebagai tempat “dingin”. Ada juga jalan tertentu yang sering terjadi kecelakaan, akhirnya dianggap keramat dan malah diberi sesaji oleh masyarakat sekitar. Pernah dengar dari seseorang, jika suatu tempat diyakini angker, diberi sesaji, maka syaitan justru akan menempati tempat tersebut. Hal ini seperti mempersilahkan syaitan tersebut untuk menempatinya. Sehingga yang terjadi memang tempat itu akan menjadi angker. Jadi, sebenarnya kembali kepada keyakinan kita.