Wednesday, November 21, 2012

Refleksi Perkuliahan Filsafat 4: Penampakan Hantu

Fenomena alam yang sering menjadi perbincangan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia adalah fenomena penampakan hantu. Sebenarnya hantu yang menjadi cerita masyarakat itu benar atau tidak? Pernah membaca pada sebuah buku yang lupa judulnya, bahwa hantu yang muncul pada dimensi manusia itu bisa jadi adalah jin, iblis, syaitan, atau qorin (jin pendamping manusia). Untuk menampakkan diri, mereka harus beralih dari dimensi mereka ke dimensi manusia. Dan sebenarnya, ketika mereka beralih dimensi, mereka menguras banyak tenaga. Jadi apakah motif dari makhluk-makhluk itu menampakkan dirinya pada dimensi kita? Tentunya masing-masing makhluk itu menampakkan dirinya ada maksud dan tujuan. Seperti halnya ketika qorin itu berubah wujud sebagai manusia yang sudah meninggal yang pernah dia dampingi ketika manusia itu masih hidup, disebutkan pada buku itu bahwa mungkin manusia itu minta didoakan oleh kerabat keluarganya, karena dia menderita di alam barzah. Sedangkan syaitan, iblis yang berubah wujud menjadi orang yang sudah meninggal ataupun makhluk-makhluk mengerikan seperti genderuwo, pocong, kuntilanak, dll, mereka bermaksud untuk mengganggu ketentraman manusia, sehingga manusia lebih takut kepada makhluk-makhluk tersebut daripada takut kepada Alloh SWT.

Tiadalah manusia mampu mengusir syaitan tanpa pertolongan Alloh SWT. Syaitan tidak pernah mati sebelum hari kiamat, sedangkan jumlahnya akan bertambah terus hingga kiamat tiba. Pada saat nabi Adam A.S diciptakan, dan syaitan diperintahkan bersujud kepada nabi Adam A.S, syaitan durhaka kepada Alloh SWT, syaitan tidak sudi bersujud kepada nabi Adam A.S karena syaitan merasa lebih tinggi kedudukannya dibanding manusia, dengan alasan syaitan berasal dari api, sedangkan manusia diciptakan berasal dari tanah liat. Pada saat itulah, syaitan dan seluruh keturunannya dikeluarkan dari syurga dan dijebloskan ke neraka. Itulah mengapa syaitan sangat dendam kepada nabi Adam, syaitan memohon kepada Alloh SWT agar diberi izin untuk menggoda nabi Adam A.S beserta seluruh anak keturunan nabi Adam A.S menuju kesesatan. Syaitan tentunya lebih senior dan lebih berpengalaman dalam menggelincirkan manusia masa kini kepada kesesatan, karena banyak syaitan-syaitan senior pada masa nabi Adam A.S yang hingga kini masih hidup, dan masih bertugas mengganggu manusia. Salah satu usaha syaitan dalam membelokkan manusia adalah dengan cara merubah dirinya seperti apa yang ditakuti manusia, sesuai dengan budaya yang ada di tempat tersebut, dengan tujuan agar menyesatkan manusia ke jurang kesesatan, agar manusia lebih takut kepada “jelmaan syaitan” daripada takut kepada Alloh SWT. Sebagai contoh bahwa syaitan merubah dirinya sesuai dengan budaya pada suatu tempat yaitu: hantu yang diceritakan di negara yang satu  berbeda dengan hantu yang diceritakan di negara lain. Hantu-hantu seperti pocong, kuntilanak, genderuwo, tuyul hanya ada di cerita orang-orang Indonesia, sehingga jika syaitan ingin mengusik orang Indonesia, syaitan mengubah wujud mereka menyerupai hantu-hantu tersebut. Begitu juga, misalnya vampir dari china, drakula berasal dari negara-negara Eropa. Syaitan merasa bangga ketika sosok jelmaannya ditakuti, mereka senang jika manusia takut dengan hantu.  

Fenomena lain yang masih berhubungan dengan hantu adalah adanya tempat yang dianggap masyarakat “angker” atau biasa disebut sebagai tempat “dingin”. Ada juga jalan tertentu yang sering terjadi kecelakaan, akhirnya dianggap keramat dan malah diberi sesaji oleh masyarakat sekitar. Pernah dengar dari seseorang, jika suatu tempat diyakini angker, diberi sesaji, maka syaitan justru akan menempati tempat tersebut. Hal ini seperti mempersilahkan syaitan tersebut untuk menempatinya. Sehingga yang terjadi memang tempat itu akan menjadi angker. Jadi, sebenarnya kembali kepada keyakinan kita.

No comments:

Post a Comment